Rabu, 08 April 2020

BERAWAL DARI KEINGINAN SEDERHANA SANG ANAK YANG INGIN MEMILIKI PESANTREN ; SEJARAH PONDOK PESANTREN MODERN BANI TAMIM



    Kuliatul Muallimien al-Islamiyah ( KMI ) Pondok Pesantren Modern Bani Tamim tidak berdiri langsung dengan kemegahan dan fasilitas serta system pesantren yang kita saksikan pada hari ini. Bani Tamim tumbuh dan berkembang ditengah berbagai permasalahan, gelombang ujian dan ketidak teraturan serta ketidak pastian arah pendidikan yang seharusnya, namun itu semua sama sekali tidak menjadi penghalang justru malah menjadi motivasi bagi pendiri pondok dan dengan usaha serta perjuangan yang tidak kenal lelah, perjuangan yang didasarkan atas niat ibadah untuk mencerdaskan kehidupan manusia, manusia yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Pondok pesantren modern Bani Tamim didirikan pada tanggal 27 Agustus 2011 M oleh K.H. Muhammad Tajuddin Ar-roji Ata Tamim, S.Pd yang pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Pabelan Muntilan Magelang Jawa Tengah. atas permintaan putra sulungnya Sandi Purnama yang ketika itu masih mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Daar el-Qolam Jayanti, Tangerang, yang ingin melihat ayahnya kelak selalu di do’akan oleh santri-santrinya dan bisa menjadi ladang ibadah bagi ayahnya kelak serta atas dukungan dan restu dari seluruh keluarga besarnya. Terutama ayahanda tercinta  H. Ata Tamim dan ibunda tercinta Hj. Rosyadah serta Istri tercinta Hj. Rani Hendrani. Dengan niat dan kesungguhan yang kuat K.H. Muhammad Tajuddin Ar-roji Ata Tamim bertekad mengabulkan permintaan dan keinginan putra sulungnya tersebut dengan memulai pembangunan fisik Pondok Pesantren Modern Bani Tamim pada tahun 2006. Dengan niat dan kesungguhan yang kuat itulah akhirnya Pondok Pesantren Modern Bani Tamim  dapat dibangun. Yang pada tahun 2011 baru dimulai proses pendidikan dan pengajarannya secara formal.walaupun dengan berbagai macam masalah dan ujian yang dihadapi.
 
    KH. Muhammad Tajuddin Ar-roji Ata Tamim berkeinginan kuat untuk memiliki  lembaga pendidikan tingkat menengah dipesantren yang didirikannya  agar kelak para alumnusnya dapat melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Untuk itu, beliau berusaha sekuat tenaga dan meminta bantuan serta saran dari orang-orang yang dianggap mampu dan kompeten dalam mengurus dan menjalankan lembaga pendidkan yang didirikannya. Diantaranya Sahabat dari ayahanda beliau KH. Romli, dari pihak keluarga dan termasuk beberapa sahabat beliau yang dulu pernah mengenyam pendidkan dipondok pesantren almamaternya, diantaranya; Al-ustadz. Sarbini dan beberapa asatidz dari Pondok Pesantren La Tansa yang ketika itu menjadi guru dari putra beliau ketika masih mengenyam pendidikan dipesantren.Yang pada awalnya Pondok Pesantren ini diberi nama Daarul Kutub, tetapi sebelum nama Daarul Kutub diresmikan untuk menjadi nama dari Pesantrenya, Selepas isya’ hingga menjelang subuh ditengah hujan yang deras dan diikuti oleh suara petir yang menggelegar serta dinginnya suasana malam, beliau mengadakan musyawarah dengan beberapa sahabat beliau untuk merumuskan seluruh persiapan dan memastikan kembali nama yang tepat untuk pesantrennya. Maka akhirnya tercetuslah sebuah nama untuk pesantren yang beliau dirikan yaitu Pondok Pesantren Modern Bani Tamim, yang diambil dari nama ayahanda tercinta H. Atta Tamim seorang ayah yang luar biasa bagi anak-anaknya dan salah satu tokoh masyarakat yang sangat disegani oleh masyarakatnya. Dan secra terminilogi Tamim memiliki makna sempurna, dengan harapan keberadaan pondok pesantren Bani Tamim mampu menciptakan generasi-generasi yang sempurna baik ilmu maupun akhlaknya. 
 
    Sejarah awal Bani Tamim  adalah kisah tentang niat sederhana seorang anak yang dilandasi oleh niat ibadah kepada Allah. Yang akhirnya diwujudkan oleh  KH. Muhammad Tajuddin Ar-roji Ata Tamim melalui sebidang tanah yang kurang lebih memiliki luas 15 hektar, mulailah dibangun sebuah lembaga pendidikan sebagai cikal bakal dan lahirnya Pondok Pesantren Modern Bani Tamim. Berbekal tanah dan bangunan tersebut KH. Muhammad Tajuddin Ar-roji Ata Tamim mulai merintis cita-cita dan keinginan putra sulungnya tersebut tentang sebuah lembaga pendidikan isalm modern untuk turut serta memajukan anak bangsa. 120 murid yang datang untuk belajar pada awal dibukanya pesantren , dari kalangan karib kerabat serta masyarakat sekitar pasar kemis yang menjadi generasi awal santri dilembaga pendidikan ini dengan segala keterbatasan dan kekurangannya.
 
    Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah santri yang mengenyam pendidikan di Bani Tamim terus bertambah dari tahun ke tahun. Ini semua adalah buah dari niat yang kuat, dedikasi yang panjang, sikap istiqomah dan keikhlasan untuk mengasah generasi muda muslim dengan kualitas pendidikan dan pengajaran yang baik. Selama lebih kurang 8 tahun pengabdiannya KH. Muhammad Tajuddin Ar-roji Ata Tamim, Al-Ustadz. Sandi Purnama dan seluruh asatidz dan ustadzah yang juga ikut berperan aktif telah membawa Bani Tamim menjadi salah satu pesantren yang mendapat kepercayaan masyarakat luas untuk mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang dilandaskan ibadah kepada Allah SWT, setelah putra sulungnya menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Indonesia ( UII ) Yogyakarta pada tahun 2016, estafet kepemimpinan Bani Tamim dipercayakan kepada putra sulungnya Al-ustadz. Sandi Purnama, S.Pd.I dibantu dengan beberapa asatidz dan ustadzah.
 
    Dalam rangka melaksanakan amanat sekaligus untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, maka Pondok Pesantren Modern Bani Tamim terus berupaya sekuat tenaga agar dapat terus menjadi lembaga pendidikan yang dapat melahirkan kader-kader umat yang tangguh, yang dapat menegakan kalimatillah dimuka bumi ini. oleh karena itu Pondok Pesantren Modern Bani Tamim tidak pernah berhenti untuk terus meningkatkan kapasitas institusional baik dari mutu, sarana dan prasarana pendidikan agar terus meningkat secara pesat. Yang pada akhirnya  Bani Tamim bisa menjelma menjadi sebuah lembaga pendidikan islam yang modern dengan format pesantren besar  dengan karakteristik pesantren yang berdiri di atas dan untuk semua golongan.
 
    Bani Tamim harus terus berpacu dalam rangka mengusung visi dan misi pesantren yang tertuang dalam panca jiwa dan motto pondok untuk mendidik santri-santrinya agar memiliki jiwa ikhlas, sederhana, berdikari, ukhuwah islamyah dan kebebasan serta menanamkan empat karakter utama yakni; berbudi luhur, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas. Lima jiwa dan empat motto itu menjadi landasan dan falsafah pada setiap kegiatan santri yang dituangkan dalam bentuk disiplin hidup, disiplin beribadah, disiplin berbahasa Arab dan Inggris, kepemimpinan serta keseimbangan wawasan duniawi dan ukhrowi juga mengajarkan nilai-nilai islam yang santun, moderat, toleran dan inklusif. Sebagai upaya untuk merespon dinamika pendidikan yang terus berubah dan berkembang, maka Bani Tamim tidak boleh berhenti berbenah. Dalam rangka penguatan kompetensi pada ilmu alam ( Ulum Kauniyah ) dan ilmu sosial ( Ulum Ijtimaiyah ) yang menginduk kepada kurikulum kementrian pendidikan dan kebudayaan dengan masa belajar 6 tahun. yang tetap berpijak pada prinsif “ al-Muhafadzah ala al-qodim al-shalih wa al-akhdz bi al-jadid al-aslah “ ( Menjaga nilai – nilai lama yang masih baik dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik ). Bani Tamim terus berupaya membangun system yang kuat, system yang responsif terhadap dinamika dan perkembangan isu-isu pendidikan. “ Karena Bani Tamim harus bisa menjadi pesantren yang dapat melahirkan kader-kader umat dimasa yang akan datang dan Bani Tamim harus besar dan maju dengan system yang ada didalamnya “.
 

LOGO PONPES MODERN BANI TAMIM